Halaman

Minggu, 21 Juli 2013

Sedikit renungan tentang 'hari esok'

Apakah yang paling pasti dalam hidup ini? Apakah hari esok? Apakah perubahan? Apakah kesempatan? Bukan. Bukan itu semua. Yang pasti dalam hidup ini adalah kematian. Ya. Karena semua yang hidup pasti mati. Walau memang, jika dilihat dari waktu terjadinya maka tidak ada yang bisa memastikan kapan kematian mendatangi kita.

Kita sering mendengar bahwa hidup di dunia hanyalah "mampir" atau "singgah sementara". Jika dilihat kembali, ternyata memang ada sebuah hadits yang meriwayatkan nasihat yang kurang lebih sama yakni : Dari Ibnu Umar ra beliau berkata: Rasulullah saw memgang pundakku kemudian bersabda: “ Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan engkau orang asing atau orang yang lewat di jalan.” (HR Bukhori).
Dan Ibnu Umar berkata: “Ketika sore, janganlah engkau menanti pagi, dan ketika pagi, janganlah engkau menanti sore hari, dan pergunakanlah kesehatanmu untuk sakitmu, dan pergunakanlah hidupmu untuk matimu.”

Saya sering membayangkan bahwa hidup yang kita jalani ini sebagai moment "pembuatan film". Bagaimana tidak, katanya esok di hari akhir, akan diputarkan film tentang perjalanan hidup kita. Disana kita akan melihat detik demi detik perilaku yang telah kita lakukan di dunia. Saya sering membayangkan itu adalah film tanpa sensor yang sesungguhnya. Kita akan menonton film yang aktornya adalah diri kita masing-masing. Dan saat menonton film tersebut kita tidak akan membawa sebuah remote control. Kita tidak bisa menskip bagian-bagian dimana kita melakukan dosa. Kita juga tidak bisa memperlama atau mengulang episode dimana kita melakukan kebaikan.

Tidak seperti saat kita menonton film di dunia ini, kita bisa merasakan banyak emosi, seperti emosi marah, kecewa, nangis, terharu, bahagia dan masih banyak emosi lainnya. Mungkin akan sangat berbeda dengan film yang akan kita tonton esok. Kemungkinan emosi yang ada disaat menonton film di hari akhir esok mungkin hanyalah ada emosi malu menyesal atau emosi lega bersyukur. Kita pasti akan merasa maluuuu dan menyesal saat sedang menonton bagian-bagian dimana kita berbuat dosa. Dan mungkin saat sedang diputar episode dimana kita berbuat baik, baru kita akan merasakan emosi lega bersyukur. (ehmm atau juga tetap emosi menyesal ya? menyesal karena "kok cuma dikit dan sebentar sih melakukan kebaikannya. wallahualam).
Semestinya jika membayangkan moment akan menonton film tersebut, seharusnya kita akan mempunyai setruman untuk bergerak. Segera bergerak untuk melakukan kebaikan! Sungguh sayang, apabila esok saat kita menonton film tersebut, dan adegan yang ada paling banyak adalah saat kita sedang tidur bermalas-malasan, duduk melamun, atau perbuatan sia-sia lainnya. Bergerak bergerak bergeraklah! Bergeraklah untuk sebanyak mungkin melakukan amal kebaikan. Bergeraklah sembari sebanyak mungkin mengingat asmaNya. Agar setidaknya kita tidak menyesal-menyesal amat saat menonton film kita di hari akhir.



(tulisan ini ditujukan sebagai pengingat diri sendiri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar