Halaman

Jumat, 03 Februari 2017

Say No to Post Power Syndrome pada Ibu Rumah Tangga

Tulisan ini ditujukan untuk memenuhi tugas NHW #2 di Institut Ibu Profesional


Pernahkah anda mendengar istilah Post Power Syndrome?. Post Power Syndrome (definisi sederhana versi saya) adalah suatu perasaan kehilangan gairah hidup saat ini, karena adanya perubahan aktivitas yg ekstrim dari masa lalu ke masa kininya. Biasanya ini terjadi pada orang yg pensiun dari pekerjaan. Seseorang yang dulunya memiliki seabrek kesibukan dan tiba2 tidak memiliki kegiatan sama sekali.


Seseorang yg mengalami post power syndrome biasanya sering tampak bingung dan memiliki pertanyaan2 seputar "mau apa ya hidupku sekarang", "kenapa rasanya aku tidak bermanfaat seperti dulu y?" "Kok kayaknya ada yang hilang ya dr hidupku"  "Aku merasa tidak berguna dan tidak dipandang tinggi lagi oleh orang lain".

Selain itu, orang yg mengalami post power syndrome memiliki gejala emosi yg tidak stabil, seperti mudah tersinggung, mudah sedih saat melihat org lain sukses, minder, dan sederet emosi negatif lainnya. Gejala perilakunya juga konsisten negatif seperti menarik diri dari lingkungan sosial, lebih pendiam ataupun jadi lebih vokal untuk mengkritik dan berusaha untuk menunjukkan bahwa di jamannya dulu semua hal berjalan lebih baik dari yang saat ini.

Biasanya post power syndrome dialami oleh orang tua yang baru saja pensiun dari pekerjaannya. Namun, menurut saya pribadi, post power syndrome bisa juga dialami oleh wanita wanita muda yang barusaja berubah status menjadi istri ataupun berstatus *mahmud abbas* Mamah Muda Beranak satu.

Berdasar hasil kumpulan rekaman ingatan curhat teman dan juga pengalaman pribadi, ternyata banyak loh wanita yg mengalami kehilangan gairah hidup bersamaan dengan adanya perubahan status pada dirinya. Bayangkan saja, dulu sebagai seorang wanita single, ia bebas mengatur waktunya selama 24jam untuk melakukan semua hal yang diinginkan. Misal selama kuliah mengikuti organisasi sana sini, ikut menjadi aktivis sana sini, bekerja ini itu, pergi keluar kota kesana kemari.
Namun saat ada perubahan peran, ternyata diikuti oleh tuntutan untuk menghentikan hampir semua aktivitas yang sebelumnya telah menjadi rutinitas.

Yang dulunya aktif menghabiskan banyak waktu diluar rumah, tiba tiba harus banyak menghabiskan waktu di dalam rumah. Jika tidak dipersiapkan, maka hal ini  dapat mengakibatkan adanya perasaan stress, terkungkung, terikat, kehilangan kebebasan, kehilangan orientasi hidup.

Lalu bagaimana agar hal hal tersebut tidak terjadi? Jawabannya adalah "persiapkan baik2" "Persiapan seperti apa yang bisa dilakukan?" Naaaah.... salah satu persiapan yang bisa dilakukan adalah menuliskan target target baru yang dapat dicapai dengan status barunya itu. Buat diri ini sibuk dengan pencapaian baru, sehingga akan timbul gairah baru. Meski Jadi Ibu Rumah Tangga tetap perlu memiliki target2 hidup loh.

Disinilah tips yang saya dapatkan dari komunitas ibu profesional, yakni menuliskan ceklist indikator pencapaian ibu profesional yang dibagi ke dalam 3 sudut pandang
1. Sebagai individu
2. Sebagai istri
3. Sebagai ibu

Berikut merupakan contoh ceklist yang ingin saya capai sebagai individu
1. Merutinkan shalat duha minimal 3 kali dalam seminggu.
2. Mengurangi jumlah barang yang ada dirumah sebanyak 25% dengan cara disedekahkan atau dijual. Jiahahaa. (Hal ini sejalan dengan tulisan saya sebelumnya yakni Memberi lebih baik daripada menyimpan).
3. Membaca minimal 1 artikel yang "berisi" setiap hari sehingga membuat diri ini dapat merasa menjadi lebih pintar. Hehehe.
4.
5.
6. Dst
Sebenarnya ada Buanyak Buanget yg ingin saya capai sebagai individu. Namun saya putuskan untuk merutinkan 3 target diatas terlebih dahulu.

Untuk ceklist sebagai istri, ada 3 hal request suami yg perlu saya capai , yakni
1. Taat pada Allah.
Target spesifiknya adalah merutinkan mengaji bersama ba'da subuh minimaaaaal satu ayat setiap harinya. Ya, satu A Y A T. (Terdengar mudah ya? Hihihi) Kebiasaan ini ditargetkan berjalan selama 3 bulan ke depan hingga bulan Mei 2017.
2. Taat pada suami.
Nah kalau bab ini, insyaAllah sih sudah tercapai! Wkwkwkw... alhamdulillah ya, suami tidak pernah minta-minta dan sangat qonaah, menerima istrinya apa adanya. Hahaha. Walau demikian, suami tetap meminta point ini untuk selalu diingat dan ditulis di blog.
3. Menjaga ke RAPI an rumah.
Naaah ini yang masih jadi PR BESSAAR. *cry* huhuhu. Sifat Rapi belum menjadi darah dalam tubuh saya. Hiks. olehkarenanya, saya mengajukan nego naik banding dan akhirnya disepakati indikator rapi yang perlu dicapai sementara adalah menjaga kerapian kasur saja! Hahaha. Artinya seprei bersih, kencang, bantal guling berasa ditempatnya (bukan di lantai, *grin*. Targetnya ini bisa terjadi setiap hari, yaaa minimal saat suami pulang kantor saja Hahaha.

Yang terakhir adalah ceklist indikator profesional bagi firda (12month). Berhubung dia belum dapat ditanya2, saya menerka nerka dari mimik mukanya. Ia menginginkan seorang ibu yang :
1. Mengajaknya bercanda di banyak waktu. Minimal saat memandikan, dan saat bermain di siang hari. Sungguh senang sekali mendengar tawa bayi yang lucu itu.
2. Lebih sering mengelus elus kepalanya saat waktu menjelang ia tidur. Terkadang saat breastfeeding saya menyambi memegang handphone. Maafkan mamah ya nak.. Mamah berusaha akan menjauhkan handphone saat breastfeeding. Setidaknya saat malam hari.


Semoga Allah memudahkan untuk mencapai target2 ini. Aamiiin.
Bagaimana dengan target2 buibu lainnya? Boleh loh share di kolom comment ataupun sharing via email yuk :)


Salam Hangat,
Narastri Utami





Tidak ada komentar:

Posting Komentar