Halaman

Rabu, 17 Desember 2014

Belajar sederhana dari Orang Kaya



Sewaktu saya pertama kali bertemu calon atasan kerja saya, saya sempat tertawa kecil sekaligus heran terhadap beliau. Bagaimana tidak, ini pertama kalinya saya bertemu seorang Tenaga Profesional di salah satu lembaga training terkenal di Jogja yang membawa HP jaduuul. Super jaduul. HP nya adalah keluaran dari Sony Ericsoon sekitar tahun 2004, 10 tahun yang lalu. Tahun itu adalah saat saya masih SMP dan sekarang saya sedang S2. Terbayangkan betapa tuanya hape itu?

Waktu itu sempat terbersit dalam hati, “gaji dosen disini (di tempat kerja ini, tenaga professional dipanggil dengan kata dosen) berapa ya? Kok beliau hp nya jadul banget”.  Ah, betapa malunya kalau mengingat kejadian itu. Saya telah berani-beraninya menilai finansial seseorang dari HP yang dibawanya.


Ternyata dan ternyataaa…. Lambat laun saya makin mengetahui pribadi beliau. Dan semakin malu serta merasa bodoh lah diri ini. Ternyata beliau itu adalah orang kaya raya di Jogja. Jika hanya dilihat dari gaji dosen disini saja sebenarnya penghasilan beliau sudah cukup besar. Apalagi ternyata beliau memiliki sebuah bisnis persewaan mobil premium di Jogja. Persewaan mobil premium itu artinya persewaan mobil-mobil mewah. Yang ia sewakan adalah mobil innova, serena dan alphard.

Kemarin sore, saat kami sedang ngobrol santai soal traveling, kuliner dan mobil, ia mulai terbuka dan bercerita tentang bisnisnya.
Pak-Bos-Dengan-Nada-Santai : “Tau ga Bu, kemarin saya beruntung banget, dapet cashback 300 juta gara-gara beli mobil baru.”
Saya-yang-sedikit-kaget : “wiiih gede banget bonusnya pak, bapak abiis beli mobil apa pak?”
Pak-Bos-Sambil-tersenyum-kecil : “kemarin saya abis beli alphard bu, beli 5 sekaligus, yaa daripada repot, saya bayarnya cash. Pusing Bu kalau bayarnya kredit tuh. Eh malah beruntung banget kan dapet cashback 300 juta. Yaudah deh sisa uang itu saya belikan mobil sekalian juga”
Saya-dengan-mulut-setengah-menganga : waaah….

Sore itu saya langsung melakukan wawancara singkat, menggali sebanyak mungkin informasi dari bisnis beliau. Masih dengan nada santai dan dengan menggoyang-goyangkan kursi yang biasa dipake oleh bos-bos dikantor itu, dia bercerita kalau bisnis mobil premium di Jogja itu laris. Perawatan mudah, iklan tidak usah repot-repot dan konsumen mudah puas. Satu mobil rata-rata bisa keluar 21 hari dalam sebulan. Biaya sewa sehari adalah 2,5juta. Dan bla bla bla

Kata-kata beliau selanjutnya tidak begitu terdengar karena tetiba otak dagang saya langsung bekerja seperti kalkulator. Jika satu mobil disewa 2.500.000 / hari dan dalam satu bulan bisa keluar 21 hari. Maka dalam satu bulan ia mendapat 52.500.000 untuk satu mobil. Dan ia memiliki 5 mobil alphard. Berarti 52.500.000 dikali 5 adalah 262.500.000. Dan itu baru dari mobil alphardnya. Belum dari mobil serena dan innova.

Wiiiiiiiiiiiiwwww…. Speechless saya.

Dengan pendapatan sebesar itu, dia dapat membeli hp tercanggih setiap dua hari sekali. Namun ia tetap memilih setia dengan menggunakan hp jadulnya tersebut karena hape itu masih bisa digunakan. Ah, betapa malunya diri ini. Sebagai anak (sok) muda, saya sok-sokan merasa harus selalu mengikuti perkembangan teknologi. Ingin membeli walaupun sebenarnya tidak butuh. Sedangkan orang kaya seperti beliau, bisa dengan cermat mengetahui mana kebutuhan dan keinginan.

Ternyata cara berfikir orang kaya dan orang yang mau kaya itu berbeda ya. Ah, masih banyak yang harus dipelajari dalam hidup ini. Semoga kita senantiasa diberi kelapangan pikir untuk selalu menjadi manusia yang lebih baik.

1 komentar:

  1. tulisanmu menyenangkan saii, membuat pikiran semakin terbuka dg pengalaman-pengalaman sederhana.. tetep semangat nulis! Semoga aku ketularan.. Amiin.. :)

    BalasHapus