Halaman

Selasa, 30 Juli 2013

Memaknai arti kata jodoh (1)

Berikut adalah tulisan Fahd Djibran (@fahdisme) dalam bukunya Perjalanan Rasa. Tulisan ini merupakan salah satu cerita favoritku yang membahas tentang jodoh. Ditulis dengan cara unik, dan berhasil menutup permasalahannya dengan sangat ciamik. Tulisan dibawah ini saya edit, untuk mengambil inti-intinya saja. Jika ingin membaca versi lengkap, silahkan membeli bukunya. Recommended :)


***
-- Mutiara
Aku masih sayang kamu, Dit. Aku masih hapal kebiasaan-kebiasaanmu. Aku masih memperhatikanmu duduk bersama teman-temanmu di kantin kampus, memesan jus alpukat atau jus tomat-dengan-jeruk-nipis. kalau sedang sendirian, aku biasa memerhatikan telepon genggamku : Membaca lagi beberapa pesan darimu yang masih kusimpan - atau berharap namamu muncul lagi di layar dan memanggilku dengan lagu cinta kita berdua. Andai waktu bisa diputar, Dit, aku ingin kembali menarik kata-kataku bahwa aku tak ingin menerimamu lagi. Aku ingin memaafkanmu, memulai lagi kisah kita yang baru: Aku ingin kembali dekat, tetapi semuanya sudah terlambat. 


-- Bayu
Sebelumnya, aku tak pernah jatuh cinta. Tetapi ketika pertama kali melihatnya, rasanya ada sebagian dari diriku yang kutemukan dalam dirinya. Namanya mutiara. Tetapi aku selalu gagap menyebut namanya. Setiap kali bertemu dengannya, dan dia tersenyum padaku, ada perasaan asing yang entah bagaimana caranya seolah menahan jalan-jalan darahku : Membuatku deg-degan melulu. Aku akan selalu rela mengambil jalan memutar untuk pura-pura tak sengaja berpapasan dengannya. Meskipun suatu saat aku tahu dia tak pernah mengerti bahwa aku memperhatikannya, menyukainya dan mencintainya : Aku hanya ingin dekat. itu lebih dari cukup.

-- Natasha
Aku membawakannya sarapan, buatanku sendiri. Aku memberinya sapu tangan, rajutanku sendiri. Aku mendoakannya, diatas doa-doaku sendiri. Sejak dekat dengannya sebagai sahabat, aku justru menemukan perasaanku yang lain untuk Bayu. Dia lucu, perhatian, pandai dan sayang keluarga : Semua keriteria pria idealku ada padanya. Aku suka caranya diam. Diam-diam aku bicara dalam hati--seolah - olah aku mengatakan semuanya padanya : aku cinta kamu, Bayu. Semoga suatu hari ia bisa mendengarnya.

-- Radit
Aku tak bisa membohongi perasaanku sendiri bahwa pelan-pelan aku jatuh cinta pada Dania. Barangkali ia sosok perempuan yang selama ini aku cari untuk menjadi istri sekaligus ibu bagi anak-anakku. Semakin dekat aku mengenalnya, semakin aku menemukan kecantikannya. Aku mengaguminya, perasaan yang belum pernah kumiliki pada perempuan lain selama ini. Dari semua perempuan di dunia, Dania barangkali bukan yang paling cantik, bukan juga yang paling baik, tetapi bagiku ia yang paling tepat. Aku meyakininya, seperti perasaan yang selalu membuatku ingin dekat dengannya. Sayangnya, ia sudah punya pacar. Dan akan segera menikah.

-- Dania
Pagi tadi, Radit menyatakan perasaannya padaku. Sejujurnya selama ini aku juga menyukainya. Tetapi rencana pernikahanku dengan Firman sudah ditetapkan, segala hal sudah disiapkan. Tuhan, semoga Engkau mendekatkan semua manusia pada jodohnya, semua rahasia perasaan pada jawabannya. Engkaulah yang mengatur segalanya, dan engkaulah yang mempertemukan dan mempersatukan semua manusia dengan pasangannya. Di atas semua keinginan dan kehendakku, aku mempercayakan semuanya pada pilihan-Mu. : Dan semoga semua perasaan baik-baik saja.

-- di atas semua cerita, jodoh bukan cuma soal perasaan. Semoga Tuhan menyembuhkan semua hati yang terluka.

***

Ya, jodoh bukan cuma soal rasa dan keinginan. Ada kekuatan yang lebih besar yang mengatur itu semua. Memang, kunci dari menyikapi persoalan jodoh adalah percaya pada janji-Nya, bahwa wanita yang baik -baik hanya untuk pria yang baik. So, pilihan paling bijaksana saat ini adalah, Mari perbaiki diri. :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar