Halaman

Selasa, 30 Juli 2013

Memaknai Arti kata jodoh (2)

Masih dari bukunya Fahd Djibran "Perjalanan Rasa". Ia menganalogikan jodoh dengan percakapan yang terhubung di telepon genggam. Mari kita nikmati dahulu ceritanya. 

***

Jodoh barangkali semacam percakapan yang terhubung di telepon genggam. Ada panggilan masuk. Ada panggilan keluar. Ada panggilan tak terjawab. Tetapi toh yang terpenting bukan seberapa banyak kita menelpon, ditelpon atau mendapatkan missed call. Perlu niat untuk melakukan sebuah percakapan, disamping perlu pulsa juga waktu yang cukup.


Percakapan telepon genggam bukan tentang ada atau tidak ada seseorang yang ingin kita hubungi atau menghubungi kita, tetapi tentang kesungguhan untuk saling terhubung dan memulai percakapan itu sendiri. Pilihlah tempat paling nyaman dan strategis agar sambungannya tak putus-putus, kenali dan identifikasi lokasi lawan bicara agar tak kecewa menghubunginya 'di luar jangkauan' atau saat 'nomor yang Anda hubungi sedang tidak aktif'. Selanjutnya, hanya tombol-tombol yang tersedia di depan mata, juga sebuah nama, sisanya pilihan: 'ya' atau 'tidak'?

***

Kemauan untuk memulai percakapan dan kesungguhan saling terhubung. Merupakan kalimat kerja aktif yang menentukan suksesnya menjadikan seseorang itu jodoh atau tidak. Saat ada banyaknya panggilan masuk atau banyaknya orang yang datang kepada kita untuk mengenal, bukanlah yang disebut jodoh. 

Namun arti jodoh lebih merupakan : saat kita telah menentukan satu nama di telpon genggam itu, dan senantiasa mau untuk menjaga agar saling terhubung sampai waktu yang tidak ditentukan---berkomitemen bahwa tidak ada kata berhenti, hanya ada kata jeda atau istirahat. Itulah yang disebut jodoh. Saat seseorang telah menikah dan berkomitmen untuk senantiasa membangun cinta dan saling menjaganya hingga akhir. Tidak ada kata berhenti. Itulah yang dinamakan jodoh.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar