Halaman

Rabu, 31 Juli 2013

Memaknai Arti Kata Jodoh (3)

Menyambung tulisan sebelumnya yang pertama dan kedua, saya tiba-tiba kepikiran dengan kalimat yang telah diamini oleh banyak orang mengenai jodoh. Katanya, jodoh ibarat sepasang gembok dan kunci. Different but complete each other. Seseorang akan bertemu pasangannya yang klik. Seperti sebuah anak kunci yang bisa masuk ke gembok. Klik secara sempurna.

Entah mengapa, saya sangsi dengan kalimat tersebut. Adakah pasangan yang benar-benar klik secara sempurna? Adakah pasangan yang cocok di tiap detail aspeknya sehingga tidak lagi perlu usaha untuk mengubah diri atau mengubah pasangan agar mencapai kata 'cocok'.
Karena jika memang konsisten jodoh ibarat kunci dan gembok, maka kunci dan gembok haruslah klik secara sempurna. setiap detail lekuk dari kunci dan gembok harus tepat dengan akurasi (mungkin) lebih dari 99%. Jika ada sediiiiiikit saja bagian kunci yang berbeda, dia tidak bakal bisa masuk ke gemboknya.


Padahal kita tau bahwa menyatukan dua insan manusia -- yang berbeda latar belakang keluarga, pendidikan, perilaku, pola pikiran -- tidaklah mudah. Ada kah pasangan yang langsung klik dari awal di setiap penyatuan perilaku dan pola pikirnya?

I don't know.. Saya merasa analogi ini just don't fit  in. Bagiku hidup ini proses. Dan setiap proses itu merupakan rangkaian peristiwa yang dapat membentuk seseorang menjadi yang ia inginkan. Hidup ini dinamis. Hidup ini sendiri merupakan proses menjadi suatu bentuk yang ditargetkan. Kurang pas saja jika kita telah divonis dalam bentuk kunci atau gembok tertentu. Seolah menafikan kemungkin seseorang dapat berubah. Bagiku, menjadikan seseorang jodoh itu adalah sebuah proses perjuangan terus menerus sampai tua besok. 

Lagian, kita tidak dijanjikan akan bertemu dengan jodoh yang klik. Namun kita dijanjikan bahwa yang baik-baik hanya untuk yang baik-baik. 

#imho :)

Cheers! 

Narastri Utami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar