Halaman

Kamis, 02 Mei 2013

Sedekah Waktu


Apakah anda pernah merasa kekurangan waktu? cobalah luangkan waktu untuk membantu orang lain, kemudian rasakanlah keajaiban yang terjadi.




Saat itu, hari sabtu tanggal 20 April 2013. Teman-teman saya mengisi sebuah training di SD Surokasan Yogyakarta. Tujuan dari training ini adalah untuk menyemangati adik-adik kelas 6 SD supaya tetap gembira dan tenang dalam menghadapi Ujian Nasional. Pada awalnya teman-teman saya sempat ragu untuk menerima permintaan event ini. Pasalnya mereka sebagai mahasiswa juga akan menghadapi ujian pada hari seninnya. Ini merupakan ujian yang sangat penting yakni ujian penentuan apakah mereka layak turun ke lapangan untuk praktek sebagai calon psikolog atau tidak.

Tantangan pribadi teman-teman saya sebagai mahasiswa itu cukup menyita konsentrasi yang akhirnya sempat menggoyahkan mereka untuk mengisi training tersebut. Namun, entah mendapat kekuatan dari mana, akhirnya teman-teman saya meng-iyakan dan "nekat" untuk tetap mengisi training di SD Surokasan. Ada salah satu teman saya yang mengatakan "adik-adik disana juga pasti merasakan ketakutan yang sama saat ini. Mereka juga akan menghadapi ujian yang sangat penting. Namun sepertinya mereka jauh lebih membutuhkan kita untuk berbagi semangat".  

Yups, saudara senasib harus saling menolong. Sesama pelajar yang mau ujian, tidak boleh saling mendahului.. eh maksud saya, sesama pelajar yang mau ujian, harus saling menyemangati. hehe.. Mungkin itu salah satu alasan yang mendorong teman-teman saya untuk sejenak meluangkan waktu di tengah hiruk pikuk mempersiapkan ujian mereka sendiri untuk sedikit menyemangati adik-adik yang juga akan ujian sekolah. 

Cerita ini mengingatkan saya pada sebuah penelitian Cassie Mogilner, assistant professor of marketing at the Wharton School. Dia meneliti sebuah konsep "sedekah waktu". Sebenarnya istilah "sedekah waktu" ini adalah istilah dari saya sendiri, si peneliti sama sekali tidak menggunakan istilah tersebut hehe. Cassie Mogilner menceritakan bahwa jika seseorang memberikan waktunya kepada orang lain yang membutuhkan dengan cara membantunya, maka orang tersebut akan merasakan memiliki waktu "lebih banyak" daripada biasanya. Eksperimen dilakukan oleh beberapa kelompok. Kelompok yang sedekah waktu tersebut diminta untuk meluangkan waktu untuk membantu orang lain seperti : 5 menit menulis surat penyemangat kepada anak-anak yang sedang sakit dirumah sakit, atau 15 menit sebagai volunteer mengajar essay untuk anak-anak yang membutuhkan atau pun meluangkan 30 menit untuk membantu orang lain dalam hal apa pun (tidak ada batas konteks jenis bantuannya). Sedangkan kelompok pembanding diminta untuk melakukan hal-hal yang bersifat "me time" seperti menyelesaikan urusannya sendiri, bersantai, membaca, atau yang lainnya. 

Hasilnya sungguh mengejutkan. Kelompok yang "sedekah waktu" melaporkan bahwa mereka merasa lebih memiliki waktu "berlimpah" dibanding kelompok yang melakukan hal-hal bersifat "me time". Setelah diteliti, efek perasaan ini muncul karena orang-orang yang sedekah waktu, feel more effective, more capable and competent. Perasaan lebih effektif ini menyebabkan mereka merasa telah "mencapai" (accomplished) lebih banyak dan oleh karenanya mereka juga menjadi yakin dapat menyelesaikan banyak hal lainnya di waktu kedepannya.

Well, mungkin ini adalah salah satu konsep sedekah lainnya yang dapat kita lakukan. Saat kita memberikan waktu kita untuk orang lain, maka DIA memberi kita "waktu" tambahan. Wallahu'alam bissawab. 


Cheers, 

Narastri Utami



Tidak ada komentar:

Posting Komentar