Halaman

Jumat, 18 Januari 2013

Beyond Achievement

"Apa sih yang saya cari di kehidupan ini?"
Pertanyaan tersebut sering kali mampir dan memaksa saya menghentikan kegiatan apa pun yang sedang dikerjakan saat itu.
Sayangnya menjawab pertanyaan tersebut tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Memulai dengan mengernyitkan dahi, saya memikirkan beberapa alternatif jawaban yang dapat memuaskan. Profesi? Uang? Relasi? Nama baik? Pasangan Terbaik? Prestasi? 

Jawaban-jawaban tersebut mungkin memang sebagian hal yang musti kudu dicari dalam hidup ini. Namun, entah kenapa jawaban tersebut tidak dapat menyirami kekeringan yang terjadi. Terus berfikir, saya teringat kata-kata ayah saya. Sewaktu itu kami mendiskusikan tentang kiprah menteri BUMN, Pak Dahlan Iskan.
Ayah saya mengatakan, "Orang-orang seperti Dahlan Iskan adalah orang yang telah selesai dengan dirinya sendiri". Sambil mencoba mencerna kata-kata tersebut, saya diam menunggu penjelasan berikutnya. "Orang yang masih sibuk mencari pleasure hanya untuk dirinya, tidak mungkin dapat melakukan gebrakan-gebrakan luar biasa. Mereka terlalu fokus mengejar Achievement bagi dirinya. Mereka belum bertemu kata "cukup" untuk kebutuhan-kebutuhan diri mereka. Sehingga target-target hidup hanya sebatas pada : Achievement apalagi yang bisa saya raih?? "

Hmm kembali mengernyitkan dahi, saya berfikir dalam diam. Hmm. Saya tidak mengenyampingkan bahwa Mengejar Achievement itu penting. Apalagi dalam mencapainya dibutuhkan pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran yang luar biasa. Perayaan dan ucapan selamat memang pantas disematkan. Tapi akan selalu ada pertanyaan yang akan muncul lagi. "So what?, What next? and what would be the after-next? 

Sepertinya hidup akan menjadi sangat kering jika ditujukan hanya untuk mengejar prestasi diri sendiri.
Our purpose in life should goes beyond ourselves. Bukti eksistensi diri bukan diukur dari seberapa panjang CV kita yang dihiasi prestasi-prestasi. Orang lain hanya akan merasakan kehadiran diri kita hanya saat kita bermanfaat buat orang tersebut. Well, artinya we have to focus on other than ourselves. We have to  chase something beyond an Achievement. And that's what we call a Contribution. Karena BUKTI eksistensi diri sesungguhnya bukanlah prestasi yang diukir, namun M A K N A yang kita berikan ke orang lain. Sehingga, mungkin dapat dikatakan bahwa Tujuan kita hidup adalah memberikan makna seluas-luasnya bagi sebanyak-banyaknya manusia. 

Sehingga mungkin pertanyaan yang ada di awal paragraf tadi "Apa yang saya cari dari kehidupan ini" akan lebih baik jika diganti dengan "Apa yang bisa saya beri atau saya lakukan di kehidupan ini?"


                                                                                                     ----- narastri utami-----


Tidak ada komentar:

Posting Komentar