Saya yakin semua orang pasti memiliki harapan, keinginan dan mimpi-mimpi. Itu adalah pendorong bagi banyak orang untuk tetap bergerak, berjalan bahkan berlari mengejar yang ia inginkan. Begitu indahnya mimpi yang diinginkan sampai-sampai semua orang ingin segera mencapainya! Seolah kata as soon as possible telah menjadi kaca mata kuda bagi orang-orang tersebut untuk hanya berfokus pada impiannya.
Hidup menjadi penuh dengan target-target dan juga tenggat waktu. Harus memiliki saldo sekian di akhir taun. Harus memiliki rumah sebelum menyentuh usia sekian. Harus pernah mengunjungi minimal lima negara sebelum usia sekian. Target dan tenggat waktu seolah menempatkan orang untuk hidup di pacuan kuda. Mereka berlomba-lomba untuk lebih dulu mencapai garis finish. Tidak boleh ada satu hal lain pun yang ada di pikiran mereka kecuali garis finish karena hal tersebut bisa saja menyebabkan mereka gagal mencapai target yang diinginkan.
Hidup di pacuan kuda, menyebabkan kita lupa banyak hal lainnya seperti langit biru yang cerah, tatapan penuh harap dari orang-orang terkasih, kicauan burung (oke, stop sebelum menjadi lebay). Intinya, banyak hal yang dengan sengaja kita abaikan untuk kita nikmati dalam hidup ini.
berikut adalah satu kisah bijak yang dituliskan oleh Paulo coelho dalam bukunya The Alchemist
Alkisah ada seorang anak yang ingin belajar hakekat kebahagiaan dari seorang bijak. Sang bijak menyuruh anak itu untuk membawa satu sendok berisi minyak sembari berkeliling istana yang dimilikinya. Bijak itu mengatakan : "Sambil kau berjalan-jalan bawa sendok ini, tapi jangan sampai minyaknya tumpah.”
Anak muda itu pun mulai
berkeliling-keliling, naik turun sekian banyak tangga istana, sambil
matanya tertuju pada sendok yang dibawanya. Setelah dua jam, dia kembali
ke ruangan tempat orang bijak itu berada.
Nah, kata si orang bijak, “Apakah kau melihat tapestry-tapestri
Persia yang tergantung di ruang makanku? bagaimana dengan taman hasil
karya ahli taman yang menghabiskan sepuluh tahun untuk menciptakannya?
Apa kau juga melihat perkamen-perkamen indah di perpustakaanku?”
Anak muda itu merasa malu. Dia mengakui
bahwa dia tidak sempat melihat apa-apa. Dia terlalu terfokus pada usaha
menjaga minyak di sendok itu supaya tidak tumpah.
“Kalau begitu, pergilah lagi
berjalan-jalan, dan nikmatilah keindahan-keindahan istanaku” kata si
orang bijak.
Merasa lega, anak muda itu mengambil
sendoknya dan kembali menjelajahi istana tersebut, kali ini dia
mengamati semua karya seni di langit-langit dan tembok-tembok. Dia
menikmati taman-taman, gunung-gunung di sekelilingnya, keindahan
bunga-bunga, serta cita rasa yang terpancar dari segala sesuatu di sana. Ketika kembali menghadap orang bijak itu, diceritakannya dengan
mendetail segala pemandangan yang telah dilihatnya.
“Tapi dimana tetes-tetes minyak yang kupercayakan padamu itu?” Tanya si orang bijak.
Si anak muda memandang sendok di tangannya, dan menyadari dua tetes minyak itu sudah tidak ada.
“Nah, hanya ada satu nasehat yang bisa
kuberikan untukmu. Rahasia kebahagiaan
adalah dengan menikmati segala hal menakjubkan di dunia ini, tanpa
pernah melupakan tetes-tetes air di sendokmu.”
Remember to look around and be Happy!
Cheers!
Narastri Utami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar