Halaman

Minggu, 26 Mei 2013

Nothing is as bad as it seems

cerita 1 :

"semua akan baik-baik saja", dengan suara tenang pria itu mencoba meyakinkan wanita yang sedang berada disebrang sambungan telepon. 


"tapi bagaimana kalau bosku tidak menyukai ideku? bagaimana kalau semua jajaran manajer nanti akan mentertawakan gagasanku ini? bagaimana kalau mereka langsung walk out disaat presentasiku belum selesai? aku takut, sayang..." jawab wanita itu lirih.


"you think too much, dear. Aku yakin semua akan baik-baik saja. Sekarang istirahatkan pikiranmu dulu ya" sekali lagi pria itu mencoba menenangkan wanitanya.

---------------------------------------------000000------------------------------------------------------

cerita 2 :

"Oh my!! Kenapa aku dapet penguji yang terkenal paling killer, sih? mimpi apa aku semalem?! hiks" curhat seorang mahasiswi kepada sahabatnya.

"Tenang say, tandanya skripsi kamu memang bagus. Buktinya Profesor itu mau menawarkan diri menjadi penguji. Beliau kan terkenal hanya mau menguji tesis dan desertasi, itu pun beliau selalu memilih judul yang menarik." Wina berusaha menenangkan sahabatnya.

"Duh, aku takut banget say.. Bagaimana kalau nanti saat pendadaran aku dibantai dan aku tidak bisa memberikan argumen yang memuaskan? bagaimana kalau skripsiku dikatakan tidak bermutu? dan yang terburuk, bagaimana kalau nanti aku harus mengulang lagi ambil data?" mahasiswi itu kembali terisak.

"Allahumma yassir wala tu'assir. Semoga semuanya dipermudah ya say. Tenangkanlah pikiranmu. Jangan terlalu dibayangkan yang buruk-buruk." sekali lagi Wina berusaha menenangkan sahabatnya.

------------------------000------------------------------------------------------------------------

Familiar dengan cerita diatas? 
Hmm mari kita renungkan. Seringkah kita membayangkan dan memikirkan "Bagaimana kalau ini terjadi? Bagaimana kalau itu terjadi?". Dengan sadar, kita mengisi pikiran kita dengan kemungkinan-kemungkinan terburuk sehingga memunculkan ketakutan dan kecemasan. Padahal, saat telah dijalani, ternyata semua yang kita bayangkan tersebut tidak terjadi. 

Dalam istilah psikologi, hal ini dikenal sebagai salah satu kesalahan berfikir (distorsi kognitif) yakni Catastrophizing. Orang dengan sifat ini, selalu membayangkan segala kemungkinan buruk akan menimpanya. Susyaaaah sekali bagi orang tersebut untuk memikirkan kemungkinan yang positif.

Jika hal ini terjadi padamu, sadarlah! bangunlah! dan tantanglah pikiranmu! Tantang pikiranmu untuk berani memikirkan alternatif pikiran lain yang bersifat positif. Karena sesungguhnya terkadang pikiran berisfat seperti saklar lampu. Saat tombol itu berada pada off mode, maka hanya akan ada kegelapan yang menghantui pikiran kita. Ketakutan-ketakutan akan hilang jika dan hanya jika kita mau mmenekan tombol saklar otak kita dan memindahkannya ke on mode. Maka dunia pikiran kita akan terang dan hilanglah ketakutan-ketakutan tersebut.



See?
Try it!

Cheers

Narastri Utami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar