Halaman

Minggu, 18 Agustus 2013

Review buku : Yang Galau Yang Meracau

"Percayalah, kadang-kadang menjadi galau itu perlu!"

Kalimat pembuka dan sedikit terkesan sebagai kalimat pembenaran dari Fahd Djibran dalam bukunya Yang Galau Yang Meracau. Eits tunggu dulu, bagi kamu yang belum membaca buku ini, jangan menjudge bahwa buku ini hanya berisi galauan-galauan cengeng dan labil. Justru menurut saya, buku ini berisi cerita hasil perenungan dalam dari penulisnya. 

Penulis membagi kedalam tiga tema besar yang sering digalaukan oleh anak muda. Yakni mengenai tentang Cinta (tentu saja), lalu tentang Tuhan, dan tema satunya adalah mengenai tentang Setan. 
Buku ini sangat cocok dibaca oleh orang-orang yang bosan dengan cerpen yang miskin makna. Penulis menyuguhkan cerita / prosa yang syarat makna. Benar-benar terlihat bahwa buku ini merupakan hasil dari proses pergolakan batin, perenungan dalam dan hasil riset dari bacaan-bacaan bermutu dan tidak jarang pula dikaitkan dengan agama. Apalagi tulisan yang tergolong dalam tema Setan dan Tuhan. Penulis memaparkan dengan gaya tulisan seperti ia sedang berdialog dengan setan dan tuhan. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang -- kita sebagai manusia -- sering ajukan.

Berikut adalah salah satu tulisan favorit saya dalam buku ini.

A Buzz for God

Dear God,
Kenapa sih Kamu invisible terus?
Sesekali aku pengin lihat donk
nggak perlu ketemu
aku cuma pengin yakin
bahwa Kamu benar-benar ada
meski statusMu
busy atau not on My desk

Kalau Kamu mau membalas pesanku
mendengarkan curhatku
atau sekadar tersenyum
lewat emoticon

:-)

… maka hidupku akan sempurna!

BUZZ!!!
BUZZ!!!


****
 
 

2 komentar:

  1. Abis baca buku ini jadi keinget Dunia Sophie, semacam berusaha menjelaskan filsafat menjadi lebih gampang dimengerti.

    BalasHapus
    Balasan
    1. waah aku blm baca dunia sophie, genre nya sama dgn buku ini ya? sip deh masuk list must buy :D

      Hapus