Halaman

Minggu, 16 Juni 2013

Aplikasi Teori Motivasi "pain and pleasure"

Pernahkah anda mendengar teori motivasi "reward punishment"? atau yang lebih dikenal secara populer sebagai teori motivasi "pain and pleasure". Teori ini mengajarkan bahwa seseorang itu bergerak bisa dikarenakan dua sebab. Yang pertama adalah : orang bergerak karena terdorong untuk meraih kesenangan atau kebahagiaan. Misal, seseorang ingin meraih IPK tertinggi dikarenakan ingin mendapatkan akses langsung ke perusahaan impiannya, atau bisa juga dikarenakan ingin mendapat pujian dan perhatian dari gebetan idaman. =p. Orang-orang yang seperti ini mempunyai keinginan kuat untuk meraih impiannya dikarenakan ada "hadiah" yang bisa didapat jika ia meraih yang ditargetkan. 

Yang kedua adalah : orang bergerak karena menghindari hukuman atau rasa sakit apabila ia tidak meraih apa yang ditargetkan. Misal, seseorang berusaha meraih IPK tertinggi dikarenakan apabila ia gagal maka ia akan diputuskan oleh pacarnya atau mungkin diputus dari beasiswa yang selama ini menunjangnya. Orang-orang seperti ini berusaha sekuat tenaga meraih apa yang diimpikan supaya menghindari "rasa sakit" atau hukuman yang akan didapat apabila ia gagal. 

Teori ini mudah sekali untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Daaaaan menurutku teori ini "works". Kebanyakan orang bertipe nomer dua, yakni bergerak karena untuk menghindari "pain" atau "punishment". Kata sebuah penelitian (saya kurang tau ini valid atau tidak) katanya sih 80% manusia akan lebih efektif untuk bergerak saat "diancam" dengan sebuah punishment. Katanya "ancaman" lebih efektif ketimbang "iming-iming" hadiah.

Sekarang ini, saya dan teman saya mencoba untuk mengaplikasikan teori motivasi "pain and pleasure" untuk membuat kami rutin menulis di blog personal kami. Kami membuat peraturan sedemikian rupa, agar kami "harus" menulis artikel. Apabila saya tidak dapat menulis artikel sebanyak yang ditargetkan tiap minggunya, maka saya harus mentraktir teman saya tersebut. *fiuh.. Perjanjian ini telah berjalan hampir dua bulan. Dan benar-benar berjalan sesuai yang ditargetkan. "Ancaman" atau "hukuman" ini telah membuat saya berhasil memaksa diri saya untuk menulis artikel yang ditargetkan. Peraturan ini kami buat sedemikian rupa agar kami merasa lebih rela untuk memaksa diri memenuhi target menulis artikel ketimbang harus mengeluarkan kocek untuk mentraktir. Ancaman ini menjadi lebih efektif lagi apalagi sudah diakhir bulan seperti sekarang ini. hehehe.. Sangat efektif, kan?!

Tertarik membuktikan teori ini? try it!!

Cheers!
Narastri Utami


Photo was taken from here








Tidak ada komentar:

Posting Komentar