Halaman

Minggu, 08 Desember 2013

Konflik adalah Solid yang tertunda


Apa sih definisi tim yang solid? Apakah sebuah tim dikatakan solid karena tidak pernah ada konflik didalamnya? Apakah dikarenakan tidak pernah ada perbedaan pendapat dan selalu sejalan seiya sekata? 

Sepertinya hampir mustahil jika ada sebuah tim yang tidak pernah berkonflik antar anggotanya. Minimal ada gesekan karena perbedaan pendapat deh. Namanya juga menyatukan beberapa manusia dengan isi kepala yang berbeda-beda.

Saya jadi ingat waktu dulu kuliah psikologi sosial. Waktu itu diterangkan mengenai tahapan pembentukan sebuah kelomopok. Terbentuknya sebuah kelompok atau tim akan melewati minimal empat tahap yakni : forming, storming, norming dan performing. 


1. Forming adalah tahap awal dimana anggota masih belum mempunyai pengetahuan antar masing-masingnya secara jelas. Waktu banyak dihabiskan untuk merencanakan, mengumpulkan infomasi dan mendekatkan diri satu sama lain.

2. Storming merupakan tahap dimana para anggota mulai mengembangkan mengenai ide atau pendapat dari masing-masing kepala. Ya, rambut boleh sama hitam, tapi isi kepala tentunya beda beda dong yaa.. :D nah, disinilah mulai munculnya konfrontasi ide. Kemungkinan adanya konflik mulai muncul. 

 3. Norming adalah tahapan pembentukan aturan-aturang yang jelas. Sudah mulai terdapat kesepakatan antar anggota kelompok.  Kelompok mulai menemukan iramanya.

4. Performing. Pada tahap ini kelompok telah berjalan dengan harmonis. Dapat berfungsi dalam menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif. Anggota kelompok sudah saling percaya satu sama lainnya dan mereka saling respek dalam berkomunikasi.

Nah, kalau kata dosen saya waktu itu, kelompok yang berhasil melalui tahap storming, maka akan terbentuklah kelompok yang solid. Jika suatu kelompok tidak dapat melalui tahap konflik maka ia akan mandek pada tahap tersebut dan kemudian bubar.


Teori pembentukan kelompok ini ternyata bisa diterapkan tidak hanya pada tim kerja. Tahapan-tahapan ini sepertinya juga bisa diterapkan pada hubungan dua manusia, seperti persahabatan ataupun pernikahan. Pasanglah mindset yang benar jika saat kita mau menghadapi konflik. Yakini-lah saat kita berhasil melewati tahap storming ini maka kita akan menjadi tim yang lebih solid dari sebelumnya. Lebih saling mengerti, lebih saling bisa toleransi. Jangan sampai kita termasuk orang yang setiap menghadapi konflik kita bertendensi untuk mandek dan menyerah lalu bubar.

Ingat pesan kakek di atas yang ketika ditanya resepnya agar pernikahannya awet hingga ke usia 64 tahun maka ia menjawab "saya dilahirkan dijaman dimana kalau kita merusak sesuatu, kita memperbaikinya, bukan membuangnya".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar