Halaman

Jumat, 19 Agustus 2011

Bukti Ilmiah dari Silaturahmi

Dari dulu, saya penasaran sekali dengan satu hadist Rasul ini, yaitu : barangsiapa yang menjaga silaturahmi maka akan diperpanjang umurnya dan dilapangkan rezekinya. Sungguh, dulu akal saya tidak habis pikir, bagaimana bisa silaturahmi itu memperpanjang umur? hubungan kausal seperti apa yang bisa menyebabkan hal itu terjadi?

okelah, kalau silaturahmi bisa melapangkan rezeki. Hal tersebut bisa dinalar. Para ahli marketing sudah ahli dalam mempraktekkan hadist tersebut. Namun, kalau untuk memperpanjang umur? how come???

Akhirnya pencarian jawabanku terhenti. Eureka! Rupanya diluar negeri sana, ada juga seorang dokter yang memiliki rasa penasaran seperti ku (?). haha.

Myriam Horsten adalah seorang dokter yang menekuni bidang khusus kesehatan jantung. Ada yang menarik perhatiannya di situ, daya tahan terhadap serangan jantung ternyata tidak berhubungan langsung dengan pola makan, gaya hidup, dan bahkan tingkat tekanan ketika mreka menghadapi persolan dalam kehidupan bermasyarakat. 

Aneh, justru orang-orang yang lebih lemah daya tahan jantungnya ini adalah orang-orang yang tinggal menyendiri dgn tenteram, jarang menghadapi persoalan pelik kehidupan, dan mereka menjalani hari-harinya dalam kemapanan, nyaris gejolak dan tantangan. ritme kehidupan mereka linier datar. 

Penelitian dilakukan selama bertahun-tahun. Dan akhirnya didapat kesimpulan. Orang-orang yang aktif dan banyak terhubung dengan sesama manusia dalam sehari mengalami berbagai guncangan emosi, mereka tertawa, bersemangat, bergairah, dan juga marah. Mereka frustasi, berelaksasi, bersedih, tegang, tersenyum, takut, cemas, optimis, tercerahkan. ksemua hal yang sangat emosional dan dipicu dari hubungan-hubungan dgn sesama ini mempengaruhi berbagai hormon, utamanya adrenalin yang turut serta mengatur ritme kerja jantung. 

"jantung dalam kondisi semacam itu," kata Myriam Horsten, "adalah jantung yang berolahraga. Jantung ini menjadi terlatih dan kuat. Jantung ini adalah jantung yang sangat sehat." Dan sebaliknya, jantung orang yang kehidupannya datar-datar saja, tenteram-tenteram, dan lebih-lebih sangat kurang interaksi sosialnya memiliki variabilitas detak yang sangat kecil. 

jadi bagaimana caranya menguatkan jantung kita? "Gampang," kata Myriam Horsten. "perbanyaklah hubungan dengan sesama"

penelitian ini saya temukan di buku Dalam Dekapan Ukhuwah, karya Salim A Fillah.

1 komentar: